• Home
  • Posts RSS
  • Comments RSS
  • Edit
  • SLIP PADA MOTOR

    Selasa, 10 Mei 2011
    Pengereman merupakan hal penting dalam berkendaraan. Sayangnya, tidak semua orang bisa melakukan pengereman sesuai yang diharapkan. Karena itu tidak jarang seorang pengendara tiba-tiba terjungkal ketika melakukan pengereman mendadak.

    Menggunakan rem sepeda motor memang jauh lebih sulit dibanding pada mobil. Pengendara sepeda motor harus menggunakan tangan dan kaki pada waktu bersamaan agar sepeda motornya berhenti pada posisi yang dinginkan. Karena sulitnya melakukan pengereman yang baik, maka tak heran jika dalam banyak kasus pengereman yang buruk menjadi penyebab terjadinya kecelakaan di jalan raya. Data yang dikeluarkan Patroli Jalan Raya California di pertengahan tahun 1990-an, mengungkapkan bahwa mayoritas penyebab kecelakaan motor karena penguncian ban belakang pada saat pengereman. Khususnya, ketika melakukan pengereman mendadak.
    Menarik tuas rem atau menekan pedal rem yang terlalu keras akan membuat roda mengunci (lock-brakes), dan ini dapat menyebabkan pengendara terpeleset dan terjatuh. Apalagi jika motornya menggunakan rem cakram. Sistem pengereman yang efektif adalah apabila melakukan pengereman sampai roda hampir mengunci. Namun, hal ini sangat sulit dilakukan secara manual. Karenanya, untuk mengatasi masalah itu pabrikan sepeda motor mulai menerapkan sistem pengereman ABS {anti-lock braking system), mengikuti tren penggunaan ABS pada mbbil.
    Pada umumnya ABS terdiri dari sensor kecepatan putaran roda, unit kontrol hidrolik (HCU), dan unit kontrol elektronik (ECU). Saat pengereman, sensor memonitor kecepatan putaran masing-masing roda dan meneruskan informasi itu pada ECU.
    Bila ECU merasa satu roda berputar lebih lambat dari lainnya (tahap awal sebelum roda terkunci), maka ECU memerintahkan solenoid valves pada HCU untuk membuka agar tekanan hidrolis ke rem berkurang. Hingga kecepatan rotasi ban tersebut sama dengan lainnya. Saat gejala terkunci terdeteksi lagi, maka proses tersebut terulang lagi, demikian seterusnya.
    Jadi, pada dasarnya ABS dirancang agar roda tidak slip ketika mengerem mendadak, sehingga pengendara tetap bisa mengemudi kendaraanya. Tren maraknya penggunaan ABS pada roda dua dapat terlihat di Tokyo Motor Show (TMS) 2009. Honda, Yamaha, dan Suzuki memperlihatkan penerapan teknologi ABS para kuda besinya, terutama yang berkapasitas mesin besar.
    Honda misalnya, hampir semua produk unggulannya yang dipamerkan di TMS mulai dari CB1100. VFR1200F, CB1300 Super Touring, hingga CBR1000RR sudah menggunakan fitur ABS. Honda sendiri pertama kali mengaplikasikan ABS pada Honda ST11OO tahun 1992. Begitu juga dengan Yamaha V-Max atau FJR1300A yang sejak 2003 lalu sudah memakai ABS. Sedang Suzuki mengaplikasikan teknologi ini pada motornya, Gladius 400 dan Bandit 1250F.
    ABS yang digunakan Honda diberi nama Electronically-Controlled Combined ABS. Teknologi ini merupakan gabungan dari ABS dan Combi Brake System (CBS) yang semua kontrolnya dilakukan secara elektronik. Sistem ini memiliki beberapa keunggulan bila dibandingkan dengan ABS konvensional.
    CBS pada sistem ABS, sama seperti yang dipakai pada Honda Vario Techno. Sekali injak rem belakang, maka rem depan pun ikut bekerja. Namun, bedanya karena menggunakan sistem elektronik (brake by wire), pengoperasian rem depan dan belakang saat CBS bekerja tidak lagi terhubung menggunakan sistem hidrolis, tapi murni sistem elektronik. Yang masih menggunakan hidrolis hanya dari tuas rem ke kaliper di roda.
    Ketika rem ditekan, maka secara otomatis sensor pada roda akan memberikan sinyal ke ECU yang kemudian memberi perintah kekuatan pengereman di masing-masing roda. Termasuk distribusi kekuatan pengereman CBS untuk roda depan, ketika tuas rem depan tidak ikut ditekan saat pengereman. Jika terdeteksi terjadi gejala roda mengunci, maka kekuatan pengereman akan langsung dikurangi.
    Meski dilengkapi fitur CBS, teknologi ini pun tetap memungkinkan penggunaan rem belakang saja tanpa rem depan. Pada kondisi tertentu rem depan hanya akan bekerja ketika rem belakang mengunci. Jadi pengendara tetap bisa menikmati sensasi pengereman layaknya sepeda motor tanpa fitur CBS.
    Untuk motor besar
    Manager Technical Departemen Service Division PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI), Muhammad Abidin, menjelaskan teknologi ABS biasa digunakan untuk motor berkapasitas mesin besar. "ABS tidak ada di motor (berkapasitas mesin) kecil. Apalagi yang ada di Indonesia. Paling ada di motor besar, seperti RI dan R6," ujarnya.
    Bagi sepeda motor berkapasitas mesin besar, ABS menjadi teknologi yang membantu. Pasalnya, karena ruang pacunya besar, maka tenaga yang dihasilkan pun besar. Sehingga jika-mengerem tanpa bantuan ABS menjadi lebih sulit. Bahkan, kalau tidak dapat mengerem dengan baik, pengendara bisa terpelanting.
    "Motor yang memerlukan ABS adalah yang ber-cc lebih dari 400. Karena biasanya bobot mesin motor ini berat dan sudah menggunakan dua atau bahkan empat silinder," paparnya. Menurutnya, sepeda motor berkapasitas kecil tidak terlalu membutuhkan sistem ABS, mengingat bobot mesinnya ringan. Selain itu, tenaga yang dihasilkan pun tidak terlalu besar, sehingga, pengereman masih dapat dilakukan secara manual.
    Pada sepeda motor ringan, pengereman ala ABS manual pun masih dapat dilakukan. Caranya, mirip dengan sistem kerja ABS, hanya saja dilakukan secara manual. Yakni, ketika mengerem, tuas rem ditarik, kemudian dilepas dan seterusnya. Intinya, melakukan pengereman tapi tidak sampai terjadi brake lock (rem terkunci). "Kalau saya perhatikan, kebanyakan pengendara di Jakarta sudah menerapkan sistem ini. Jadi remnya dikedut-kedut. Makanya, kalau dipasang di sepeda motor kecil akan mubazir,"
    Ujar Abidin. ed khoirul a
    Entitas terkaitABS | Apalagi | Bandit | CBS | Data | ECU | Gladius | HCU | Honda | Max | Menarik | Menggunakan | Motor | Muhammad | OO | Pengendara | Pengereman | RI | RR | Sekali | Sistem | Super | Suzuki | Teknologi | TMS | Tren | Yamaha | BIASANYA DITERAPKAN | Bila ECU | Controlled Combined | Honda Vario | Sedang Suzuki | TEKNOLOGI ABS | Combi Brake System | Oleh Mansyur Faqih | PADA MOTOR BERMESIN | Tokyo Motor Show | Patroli Jalan Raya California | Manager Technical Departemen Service Division PT Yamaha Motor Kencana Indonesia |
    Ringkasan Artikel Ini
    Karena sulitnya melakukan pengereman yang baik, maka tak heran jika dalam banyak kasus pengereman yang buruk menjadi penyebab terjadinya kecelakaan di jalan raya. Karenanya, untuk mengatasi masalah itu pabrikan sepeda motor mulai menerapkan sistem pengereman ABS {anti-lock braking system), mengikuti tren penggunaan ABS pada mbbil. ABS yang digunakan Honda diberi nama Electronically-Controlled Combined ABS. Teknologi ini merupakan gabungan dari ABS dan Combi Brake System (CBS) yang semua kontrolnya dilakukan secara elektronik. CBS pada sistem ABS, sama seperti yang dipakai pada Honda Vario Techno. Ketika rem ditekan, maka secara otomatis sensor pada roda akan memberikan sinyal ke ECU yang kemudian memberi perintah kekuatan pengereman di masing-masing roda. Untuk motor besar Manager Technical Departemen Service Division PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI), Muhammad Abidin, menjelaskan teknologi ABS biasa digunakan untuk motor berkapasitas mesin besar. Bagi sepeda motor berkapasitas mesin besar, ABS menjadi teknologi yang membantu. "Motor yang memerlukan ABS adalah yang ber-cc lebih dari 400. Pada sepeda motor ringan, pengereman ala ABS manual pun masih dapat dilakukan.

    1 komentar:

    1. Vbryan D Andinata (093224015) mengatakan...:

      jika pengereman dilakukan terus menerus apa yang mungkin terjadi pada sistem pengereman tersebut?
      artikel cukup bagus dan mudah dimengerti namun kalau bisa diberikan contoh fisiknya berupa gambar.

    Posting Komentar